AL-ADABUL MUFRAD JILID 1
|
|
|
|
|
Imam Ad-Darimi, setelah 3 bulan mengkaji kitab Al-Adab Al-Mufrad:
“Ibnu Ismail (Al-Bukhari) tidak menyampaikan kepada manusia kecuali hadits shahih. Apakah ada orang yang mengingkari kepakaran Muhammad (Al-Bukhari)?”
Tanya: Apakah buku ini layak untuk jadi bahan kajian rutin di masjid saya?
Jawab: Sangat layak. Karena temanya abadi (aktual sepanjang masa), dengan cakupan pembahasan yang sangat komplit, meliputi hal-hal yang sering kita hadapi sehari-hari.
Tanya: Bagaimana saya bisa menghabiskan buku 2 jilid setebal ini?
Jawab: Luangkan waktu setiap hari untuk membaca 1-3 hadits. Pahami makna dan penjelasan yang ada di dalamnya. Lalu praktikkan semampunya dalam kehidupan nyata.
Tanya: Ini adalah kitab berisi hadits-hadits Nabi SAW. Apa kelebihannya dibanding kitab-kitab serupa?
Jawab: Kitab-kitab hadits yang berisi hukum, kadang memang kita pelajari, namun hanya kita amalkan 1-2 kali, atau bahkan belum mampu kita amalkan sama sekali (misalnya: bab jihad, rajam, dan lainnya). Namun kitab Adabul Mufrad ini mencakup hadits yang bisa jadi dalam sehari kita amalkan secara berulang-ulang.
Tanya: Apakah hadits dalam kitab ini shahih semua?
Jawab: Semuanya shahih, kecuali beberapa hadits dinyatakan dhaif. Jumlahnya sangat sedikit, dan tingkat ke-dhaif-annya ringan.
Tanya: Kalau begitu bagaimana dengan penilaian Ad-Darimi bahwa hadits-hadits dalam Al-Adabul Mufrad ini shahih semua?
Jawab: Dr. Umar Al-Muqbil menjelaskan bahwa Imam Ad-Darimi tidak mendapati hadits-hadits munkar dalam kitab ini.
Tanya: Bagaimana mensikapi hadits-hadits dhaif dalam kitab ini?
Jawab: Penilaian shahih atau dhaif sebuah hadits adalah ijtihad, yang satu ulama bisa berbeda dengan lainnya. Selain itu, pengamalan hadits dhaif dalam bab adab banyak mendapat kelonggaran dari para ulama. Sebagai penyusun Kitab hadits paling shahih, tentu sang penyusun (Imam Bukhari) tidak mencantumkan sebuah hadits kecuali hadits tersebut layak untuk dikaji dan diamalkan.